Langit Jingga Fenomena Optik Atmosfer

KBRN, Surabaya: Fenomena langit berwarna Jingga atau oranye yang muncul di sejumlah wilayah Jawa Timur merupakan peristiwa alam yang dapat dijelaskan secara ilmiah melalui kajian fisika atmosfer. Perubahan warna langit tersebut bukan pertanda bencana maupun kejadian luar biasa.


Berdasarkan berbagai publikasi ilmiah meteorologi, warna Jingga pada langit terjadi akibat interaksi cahaya matahari dengan lapisan atmosfer saat matahari berada pada sudut rendah menjelang terbenam. Dalam kondisi ini, cahaya matahari harus melewati atmosfer yang lebih tebal sehingga gelombang cahaya berwarna biru dan ungu lebih banyak tersebar, sementara spektrum merah hingga oranye tampak lebih dominan.


Dilansir dari kajian Journal of Atmospheric Sciences dan publikasi American Meteorological Society, kondisi atmosfer pascahujan turut memperkuat fenomena tersebut. Kandungan uap air, aerosol, serta keberadaan awan tinggi jenis cirrus dan altostratus berperan memantulkan cahaya senja berwarna hangat, sehingga langit terlihat Jingga atau oranye secara merata.


Fenomena ini dilaporkan muncul pada sore hingga menjelang petang, sekitar pukul 17.00 hingga 18.00 WIB, dan terlihat di beberapa wilayah Jawa Timur, seperti Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Lamongan, serta kawasan Pantura Jawa Timur, terutama setelah hujan reda dan cuaca mulai cerah sebagian.


Kajian dari World Meteorological Organization menyebutkan bahwa perubahan warna langit seperti ini merupakan proses alamiah yang umum terjadi di wilayah tropis dengan tingkat kelembapan tinggi dan dinamika awan yang aktif.


Berdasarkan penjelasan ilmiah tersebut, masyarakat diimbau untuk tidak berspekulasi atau mengaitkan fenomena langit oranye dengan isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Informasi mengenai cuaca dan fenomena atmosfer sebaiknya merujuk pada sumber resmi dan kajian ilmiah agar tidak menimbulkan kepanikan di tengah masyarakat.

Rekomendasi Berita