Syukur Kunci Bertambahnya Nikmat Allah

KBRN, Surabaya: Ketua PW Persatuan Islam (Persis) Jawa Timur, Ustad Suud Hasanudin, menyampaikan bahwa syukur merupakan sikap dasar seorang hamba dalam menyikapi seluruh ketentuan Allah SWT, baik dalam kondisi lapang maupun sempit. Hal tersebut disampaikannya dalam tausiyah program Mutiara Pagi di RRI Pro 1 Surabaya, Rabu (17/12/2025).

Menurut Ustad Suud Hasanudin, syukur tidak sekadar diucapkan, tetapi harus disertai kesadaran bahwa seluruh nikmat yang diterima berasal dari Allah SWT. 

“Sering kali manusia lupa bersyukur karena merasa semua yang dimiliki adalah hasil kemampuan dan usahanya sendiri, padahal tanpa izin Allah, tidak ada satu pun yang bisa kita lakukan,” ujarnya.

Ia menegaskan, usaha manusia hanyalah sebab, sementara Allah adalah pemberi nikmat yang sesungguhnya. Kelalaian memahami hal tersebut, kata Ustad Suud, membuat manusia tidak menyadari besarnya nikmat yang telah diterima dalam kehidupan sehari-hari.

Al-Qur’an menegaskan, “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah nikmat kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih” (QS. Ibrahim: 7).

Menanggapi ayat tersebut, Ustad Suud Hasanudin mengatakan, tidak bersyukur itu termasuk kufur nikmat. Konsekuensinya bukan hanya hilangnya keberkahan, tetapi juga peringatan dari Allah. Sebaliknya, syukur menjadi jalan ditambahkannya nikmat dalam hidup manusia.

Ia juga mengutip hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan Imam Muslim, “Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin. Sesungguhnya semua urusannya adalah kebaikan. Jika ia mendapatkan kesenangan, ia bersyukur, maka itu baik baginya. Dan jika ia ditimpa kesusahan, ia bersabar, maka itu pun baik baginya.”

Lebih lanjut, Ustad Suud Hasanudin menjelaskan bahwa rasa syukur akan tumbuh melalui pengetahuan dan pengakuan atas nikmat Allah. 

“Syukur itu mudah dirasakan ketika kita melihat orang lain yang kondisinya di bawah kita, atau saat nikmat itu dikurangi, seperti ketika sakit atau kehilangan,” tuturnya.

Dalam tausiyahnya, ia membagi nikmat ke dalam dua bentuk. “Ada nikmat yang Allah berikan tanpa kita usahakan, semuanya sudah tersedia. Ada juga nikmat yang baru hadir setelah direncanakan dan diupayakan. Keduanya sama-sama wajib disyukuri,” katanya.

Sebagai penutup, Ustad Suud Hasanudin mengingatkan pentingnya mengingat Allah dan bersyukur dalam setiap keadaan. 

“Allah berfirman, ‘Ingatlah kepada-Ku, niscaya Aku ingat kepadamu.’ Jika kita terus mengingat dan bersyukur kepada Allah, maka nikmat itu akan terus ditambahkan dan diberkahi,” ujarnya mengakhiri.

Rekomendasi Berita