Kemenag Gelar Tes DNA Jemaah Haji Ghoib

KBRN, Surabaya: Kementerian Agama memastikan perlindungan dan kepastian hak jemaah haji Indonesia, terutama bagi jemaah sakit, wafat, maupun dinyatakan hilang. Salah satunya dengan melaksanakan tes DNA keluarga jemaah ghoib.

Pada operasional haji 2025, tercatat tiga jemaah haji Indonesia berstatus ghoib. Salah satunya Sukardi, jemaah asal Kabupaten Malang.

Kementerian Agama melaksanakan tes DNA keluarga jemaah ghoib, Selasa (16/12). Dua jemaah lainnya berasal dari Palembang dan Banjarmasin.

Tes DNA keluarga Sukardi dilaksanakan di Asrama Haji Embarkasi Surabaya. Pemeriksaan dilakukan tim Bidlab DNA Rolabdokkes Pusdokkes Mabes Polri.

Kegiatan dihadiri perwakilan Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama. Hadir pula Kanwil Kemenag Jawa Timur dan Kemenag Kabupaten Malang.

Kasubdit Transportasi dan Perlindungan Jemaah Haji Reguler Ditjen PHU, Sri Darfatihati, menyebut tes DNA langkah strategis pemerintah. Upaya ini memberi kepastian hukum dan kemanusiaan bagi keluarga jemaah.

Tes DNA dilakukan dengan mencocokkan spesimen keluarga dan jenazah tak teridentifikasi di Arab Saudi. Langkah ini merupakan amanat Menteri Agama.

Sri Darfatihati menambahkan kontrak perlindungan asuransi jemaah haji masih berlaku. Perlindungan tersebut berlaku hingga Februari 2026.

Kepala Kemenag Kabupaten Malang Abdul Salam menyatakan pencarian Sukardi telah dilakukan maksimal. Pencarian berlangsung sejak dinyatakan hilang di Makkah.

Proses pencarian dilakukan PPIH Arab Saudi bersama Perlindungan Jemaah sejak puncak haji. Seluruh upaya dilakukan hingga jemaah kembali ke Tanah Air.

Abdul Salam memastikan Sukardi telah sah menunaikan ibadah haji. Ibadah haji telah dibadalkan sesuai ketentuan.

Amin Nuruddin, anak ketiga Sukardi, mengikuti tes DNA di AHES. Tes dilakukan dengan metode dental melalui pemeriksaan gigi.

Ia berharap proses tes DNA memberi kepastian bagi keluarga. Keluarga memohon doa terbaik untuk hasil pemeriksaan.

Rekomendasi Berita