Magister Teknik Sipil Universitas Semarang Fokus Mitigasi Bencana
- by Andi Alfirdaus
- 31 Des 2025
KBRN, Semarang: Universitas Semarang (USM) resmi membuka Program Studi Magister Teknik Sipil dengan fokus unggulan pada mitigasi bencana. Program tersebut dirancang untuk menjawab tantangan pembangunan infrastruktur yang semakin kompleks, khususnya di wilayah rawan bencana seperti Jawa Tengah.
Rektor USM, Dr Supari MT mengatakan, pembukaan program tersebut merupakan bentuk komitmen USM dalam mendukung pembangunan berkelanjutan dan pengurangan risiko bencana. Melalui program ini, USM berupaya menghasilkan lulusan yang tidak hanya unggul secara teknis, tetapi juga mampu merancang dan mengelola infrastruktur yang tangguh terhadap bencana.
''Salah satu konsentrasi unggulan yang ditawarkan adalah Manajemen Rekayasa Kebencanaan, yang membekali mahasiswa dengan kompetensi perencanaan, desain, serta evaluasi infrastruktur berbasis mitigasi risiko bencana. Konsentrasi ini dinilai relevan dengan kondisi geografis Indonesia yang rentan terhadap banjir, tanah longsor, dan gempa bumi,'' katanya dalam keterangan tertulis, Rabu (31/12/2025).
Hal senada dikatakan Direktur Program Pascasarjana USM, Prof Dr Indarto MSi. Menurutnya, Program Studi Magister Teknik Sipil USM memiliki keunggulan pada kurikulum aplikatif dan berbasis kebutuhan nasional.
''Program ini tidak hanya berorientasi pada penguasaan teori. Akan tetapi juga pada penerapan keilmuan teknik sipil dalam kondisi darurat dan pascabencana,'' ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Program Studi S2 Magister Teknik Sipil USM, Dr Adolf Situmorang MT menyampaikan, program ini dikembangkan untuk menjawab kebutuhan nyata di lapangan. Khususnya, bagi para engineer dan praktisi teknik sipil yang terlibat langsung dalam pembangunan dan penanganan infrastruktur di wilayah rawan bencana.
''Kurikulum Magister Teknik Sipil USM telah diselaraskan dengan kebutuhan industri konstruksi modern. Termasuk, penerapan Building Information Modeling (BIM) dan konsep pembangunan berkelanjutan guna meningkatkan daya saing lulusan,'' katanya.
Ia menambahkan, program itu menyasar profesional, konsultan, kontraktor, akademisi, serta Aparatur Sipil Negara (ASN), khususnya yang bergerak di bidang pekerjaan umum dan infrastruktur. Perkuliahan diselenggarakan secara hybrid dengan jadwal fleksibel pada Jumat dan Sabtu untuk mengakomodasi mahasiswa yang telah bekerja.
Pada tahap soft launching, lanjut dia, tercatat hampir 10 calon mahasiswa telah mendaftar. USM menargetkan 20 hingga 30 mahasiswa pada angkatan pertama.
"Ke depan, program ini diarahkan untuk memperkuat kerja sama dengan pemerintah daerah, BUMN, dan sektor swasta dalam bidang riset serta pengembangan kebijakan infrastruktur berbasis mitigasi bencana. Program Magister Teknik Sipil ini menegaskan peran USM sebagai perguruan tinggi adaptif dan berorientasi pada kebutuhan pembangunan daerah yang berkelanjutan,'' ujarnya.