KBRN, Jember: Kecepatan lari tidak hanya ditentukan oleh bakat, tetapi juga oleh metode latihan yang tepat. Interval dan tempo run menjadi dua jenis latihan utama yang banyak digunakan untuk meningkatkan kecepatan dan daya tahan pelari. Keduanya memiliki fungsi berbeda namun saling melengkapi. Latihan interval dilakukan dengan pola lari cepat yang diselingi fase pemulihan. Intensitas tinggi pada fase kerja mendorong peningkatan kapasitas jantung dan kemampuan otot beradaptasi terhadap kecepatan. Pola ini membantu pelari terbiasa berlari lebih cepat dalam durasi tertentu.
Manfaat interval terlihat pada peningkatan akselerasi dan efisiensi langkah. Tubuh dilatih untuk mengelola kelelahan saat kecepatan meningkat. Latihan ini umumnya dilakukan dalam jarak pendek hingga menengah agar kualitas kecepatan tetap terjaga. Sementara itu, tempo run dilakukan pada kecepatan stabil yang terasa menantang namun masih dapat dipertahankan. Latihan ini membantu tubuh beradaptasi terhadap ritme cepat dalam waktu lebih lama. Tempo run berperan penting dalam meningkatkan ambang daya tahan pelari.
Tempo run melatih kemampuan menjaga kecepatan tanpa penurunan performa signifikan. Ritme yang konsisten membantu tubuh menggunakan energi secara lebih efisien. Latihan ini sering digunakan untuk persiapan lomba jarak menengah dan panjang. Kombinasi interval dan tempo run memberikan hasil yang optimal. Interval membangun kecepatan dan respons otot, sedangkan tempo run memperkuat ketahanan pada kecepatan tersebut. Keseimbangan keduanya membantu pelari meningkatkan performa secara bertahap.
Dalam program latihan yang terencana, kedua metode ini perlu disesuaikan dengan tingkat kemampuan pelari. Penempatan jadwal yang tepat membantu menghindari kelelahan berlebih. Dengan penerapan yang konsisten, interval dan tempo run menjadi kunci utama peningkatan kecepatan lari.