KBRN, Atambua:Kondisi curah hujan saat ini yang tak menentu dan masih rendah di sebagian wilayah Belu, mulai menimbulkan kekhawatiran para petani jagung sebab berpotensi gagal panen dan kerugian besar bagi petani.
"Seperti kami di Kecamatan Lasiolat kondisi tanaman jagung hampir mengering kami hanya harapkan hujan normal supaya jagung ada isi kalau tidak mau panen apa," demikian ujar Yerem Seran, salah satu petani wilayah itu, kepada rri.co.id, Rabu (31/12/2025).
Hingga penghujung tahun 2025, dirinya memperkirakan bahwa jika curah hujan tidak segera normal, banyak petani akan mengalami kerugian dan kemungkinan besar gagal panen. "Hujan yang biasanya cukup membantu, tapi tahun ini hampir tidak ada dan kami khawatir hasil panen nanti akan sangat minim," ujar Yerem.
Selain itu menurutnya, faktor perubahan iklim juga turut berkontribusi terhadap ketidak normalnya pola curah hujan di wilayah Kabupaten Belu,sehingga kondisi jagung pada lahan pertanian lambat tumbuh serta bisa akibatkan berbuah dengan kapasitas bonggol yang sangat kecil.
Hal dimaksud tentu turut dirasakan oleh petani yang lainnya di daerah tersebut yang diketahui di wilayahnya mayoritas besar dengan penghasilan pertanian lahan jenis jagung tadah hujan.
Petani berharap musim hujan segera normal agar kondisi pertanian tanaman jagung dapat pulih dan hasil panen kembali optimal. "Kalau tidak, kerugian akan dialami serta berdampak luas terhadap perekonomian masyarakat lokal dan ketahanan pangan di wilayah yang langsung berbatasan dengan negara Timor Leste," ucapnya.