Kendala Utama Penanganan TBC di Belu

RRI.CO.ID, Atambua:Penyakit Tuberkulosis atau TBC masih menjadi persoalan serius dalam pelayanan kesehatan di Kabupaten Belu. Salah satu kendala utama yang dihadapi adalah rendahnya kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan secara teratur hingga tuntas.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Belu, Yustina Imelda Seu, SKM, kepada RRI Atambua beberapa waktu lalu mengatakan, meskipun temuan kasus TBC di Kabupaten Belu pada tahun 2025 mengalami peningkatan, namun persoalan terbesar justru terjadi setelah pasien dinyatakan positif.

Menurut Yustina, tidak sedikit pasien yang sudah terdeteksi positif TBC tetapi tidak melanjutkan pengobatan secara rutin. Padahal, pengobatan TBC disediakan secara gratis oleh pemerintah. Kendalanya, waktu pengobatan yang cukup lama, yakni sekitar enam bulan, membuat sebagian pasien tidak disiplin dalam mengonsumsi obat.

“Pengobatan TBC memang gratis, tetapi memerlukan komitmen yang kuat dari pasien. Obat harus diminum secara teratur selama enam bulan. Jika tidak teratur, kuman TBC bisa menjadi resisten dan itu akan membuat pengobatan jauh lebih lama,” katanya.

Ia menegaskan, karena lamanya masa pengobatan, pasien TBC sangat membutuhkan pendamping minum obat serta kesadaran dan kemauan yang kuat untuk sembuh. Tanpa kedisiplinan, risiko kegagalan pengobatan semakin besar.

Selain kepatuhan berobat, faktor penularan TBC di Kabupaten Belu juga dipengaruhi oleh rendahnya pemahaman masyarakat. Banyak warga masih menganggap batuk sebagai penyakit biasa. Di samping itu, kondisi lingkungan yang masih tergolong kumuh di beberapa wilayah turut mempercepat penularan.

Kebiasaan masyarakat seperti makan sirih serta mengonsumsi minuman keras dengan menggunakan gelas secara bergantian, termasuk dengan penderita TBC, juga dinilai dapat mempermudah penyebaran penyakit tersebut.

Untuk menekan angka penularan, Dinas Kesehatan Kabupaten Belu terus melakukan berbagai upaya, di antaranya melalui program skrining TBC serta sosialisasi dan penyuluhan kesehatan yang dilakukan pada kegiatan-kegiatan Posyandu dan kegiatan masyarakat lainnya.


Rekomendasi Berita