Psikolog Ungkap Alasan Anak Menjadi Tertutup

KBRN, Tanjungpinang: Anak yang bersikap tertutup kerap dipengaruhi oleh pola komunikasi dan lingkungan terdekatnya. Hal tersebut disampaikan psikolog Mirta Yolanda kepada RRI, Selasa (16/12/2025).

Mirta menjelaskan bahwa anak pada dasarnya memiliki kebutuhan untuk didengar dan dipahami. Ketika kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, anak cenderung memilih diam dan menyimpan perasaannya sendiri.

Menurutnya, sikap orang tua yang mudah marah, menghakimi, atau langsung menyalahkan dapat membuat anak merasa tidak aman. Kondisi ini membuat anak enggan bercerita karena khawatir tidak diterima atau disalahkan.

“Anak menjadi tertutup karena merasa tidak aman untuk mengekspresikan perasaan dan pikirannya,” ujar Mirta Yolanda.

Selain faktor keluarga, tekanan lingkungan dan pengalaman negatif juga dapat memengaruhi keterbukaan anak. Anak yang pernah diremehkan, dibandingkan, atau tidak dipercaya cenderung menarik diri.

Mirta menambahkan bahwa kurangnya ruang dialog yang hangat membuat anak mencari cara bertahan sendiri. Dalam jangka panjang, hal ini dapat berdampak pada kemampuan anak mengelola emosi dan membangun hubungan sosial.

“Anak yang terbiasa tidak didengarkan akan belajar menyelesaikan semuanya sendiri,” ucapnya.

Mirta menekankan pentingnya membangun komunikasi yang empatik dan konsisten agar anak merasa aman untuk terbuka. Lingkungan yang suportif dinilai menjadi kunci agar anak berani mengekspresikan diri dan berkembang secara sehat.


Rekomendasi Berita