Musholla Al-Qomar, Nuansa Arsitektur Bali

KBRN, Singaraja: Pada umumnya Musholla di Indonesia berarsitektur gaya Arab atau Timur Tengah. Namun di Bali ada Musholla dengan gaya arsitektur khas Bali, yang bernama Al-Qomar. 

Mushola Al-Qomar yang berlokasi di Jl. Pura Demak, Teuku Umar Barat, Kecamatan Denpasar Barat menjadi salah satu mushola yang dibangun dengan mengadopsi arsitektur gaya Bali. Mushola yang dibangun pada tahun 1980 tersebut menerapkan arsitektur gaya Bali karena adanya himbauan dari pihak pemerintah Kota Denpasar untuk mematuhi perda yang berkaitan dengan penerapan nilai-nilai arsitektur Bali.

Bangunannya besar, nampak kokoh,dan berarsitektur Bali, yang bila dilihat dari jauh tidak akan menyangka kalau Al-Qomar sebuah musholla. Dilansir dari situs Kemenag, dijelaskan bahwa sebenarnya pengurus sudah lama mengajukan izin Al-Qomar menjadi Masjid. 

Seiring waktu, Mushola Al-Qomar mengalami dua kali renovasi, yaitu pada tahun 1995 dan tahun 2001, sehingga menjadi bentuk bangunannya yang sekarang dengan luas bangunan 400 m2. Pada kegiatan renovasi terakhir yang dilakukan tahun 2001 dilakukan perubahan secara keseluruhan bentuk bangunan Mushola Al-Qomar dengan menerapkan unsur khas arsitektur gaya Bali. 

Berdasarkan dari aspek bentuknya, bangunan Mushola Al-Qomar menerapkan pembagian kaki, badan, kepala yang identik dengan konsep tri angga pada arsitektur gaya Bali. Bagian kaki bangunan identik dengan unsur bebatuan pada arsitektur gaya Bali, yang menopang bagian badan bangunan yang terkesan masif disebabkan karakteristik bahan yang digunakan. 

Bagian kaki dan badan bangunan menggunakan bahan bata gosok, batu paras, dan batu candi yang merupakan bahan khas arsitektur gaya Bali, sehingga menjadikan Mushola Al-Qomar memiliki warna merah yang mendominasi bangunannya serta warna krem dan abu-abu. Bagian kepala menerapkan bentuk atap limasan dengan atap terbesar mengatapi ruang shalat utama yang berbentuk atap limas tumpang dua yang dilengkapi dengan ornamen kubah pada bagian atasnya. 

Untuk bahan penutupnya, bagian kepala bangunan menggunakan bahan genteng serta terdapat ornamen ikut celedu khas arsitektur gaya Bali di setiap tepi bubungannya. Nuansa arsitektur gaya Bali semakin kental dengan menerapkan bentuk candi bentar dan unsur paduraksa lengkap dengan bahan, warna, dan ornamen khas gaya Bali pada bagian pagar masjid. 

Rekomendasi Berita