KBRN, Sibolga: Perbaikan Jalan Lintas Sibolga–Tarutung yang terdampak longsor pada 25 November lalu diprediksi akan memakan waktu lama. Hal ini disebabkan tingkat kerusakan di sejumlah titik yang tergolong parah, mulai dari badan jalan amblas hingga putus sepanjang ratusan meter.
'Struktur jalannya tidak stabil lagi itu dan rawan longsor, terutama saat hujan turun. Satu tahun ini pun tidak akan selesai itu, " ujar Herman seorang warga di Sibolga, Selasa (16/12/2025).
Jalan Lintas Sibolga–Tarutung merupakan akses vital penghubung wilayah Pantai Barat dengan kawasan Tapanuli Raya dan Sumatera Utara. Selama ini, Jalur ini menjadi urat nadi distribusi sembako dan kebutuhan rumah tangga dari wilayah Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Toba, hingga Medan menuju Kota Sibolga.
Akibat kerusakan jalan, mobilitas warga terganggu dan arus distribusi barang menjadi terhambat, yang berpotensi memicu kenaikan harga kebutuhan pokok di Sibolga dan sekitarnya.
"Kalau dari jalur lain pasti akan semakin jauh. Dan itu akan mengakibatkan para pengusaha menambah biaya angkutannya, itu nanti yang membuat semua barang akan naik, " ujar Candra seorang pelaku usaha.
Masyarakat dan pelaku usaha berharap pemerintah segera menyiapkan jalan alternatif sebagai solusi sementara, sembari menunggu proses perbaikan permanen. Menurut mereka pembangunan jalur alternatif harus dilakukan untuk menjaga keberlanjutan aktivitas ekonomi serta memastikan akses masyarakat menuju pusat perdagangan dan layanan di Kota Sibolga tetap terbuka.
Warga juga meminta pemerintah pusat dan daerah menjadikan penanganan Jalan Lintas Sibolga–Tarutung sebagai prioritas, mengingat dampaknya yang luas terhadap ekonomi regional dan kehidupan sosial masyarakat.