Persiapan 1 Abad Pohon Terang di Kepulauan Yapen

KBRN, Serui: Pemerintah daerah bersama panitia pelaksana terus mematangkan persiapan peringatan 1 Abad Pohon Terang yang akan dilaksanakan pada 25 Desember 2025 di Kabupaten Kepulauan Yapen.

Pohon Terang merupakan bagian penting dari sejarah masuknya Injil di tanah Papua, khususnya di Kepulauan Yapen. Dalam catatan sejarah adat dan gerejawi, Pohon Terang awalnya diperkenalkan sebagai sebuah simbol untuk meyakinkan masyarakat Papua yang pada masa itu masih hidup sederhana dan sering disebut sebagai “kaki telanjang miskin”

Penjelasan tersebut tertuang dalam tulisan Pendeta Bout yang kemudian diterjemahkan oleh Pendeta Wanma, yang menyebutkan bahwa masyarakat Papua pada waktu itu belum memahami makna Pohon Terang dalam konteks adat dan budaya mereka.

Masuknya Injil ke tanah Papua secara umum terjadi pada tahun 1955, sementara di wilayah Papua Mansinam Injil telah lebih dahulu masuk, dan khususnya di Kepulauan Yapen sejak tahun 1922. Sejak saat itu, ajaran Kekristenan mulai berakulturasi dengan adat dan kepercayaan lokal masyarakat Papua.

Bernard Worumi selaku Ketua Panitia Peringatan 1 Abad Pohon Terang, dalam keterangannya, menjelaskan bahwa kepercayaan masyarakat Papua saat itu sangat kuat terhadap datangnya seorang pemimpin yang adil.

“Orang Papua pada masa itu masih percaya bahwa suatu saat akan datang Raja Adil yang membawa perubahan dan keadilan bagi mereka,” ujar Ketua Panitia.

Ia menambahkan bahwa kepercayaan tersebut dikenal dengan berbagai sebutan sesuai dengan suku dan wilayah masing-masing.

“Orang Biak menyebutnya Bandar Makerei, orang Onate mengenalnya sebagai Anise Mambora, masyarakat Waropen menyebut Seradori, dan orang Ambai mengenalnya dengan nama Mambaise,” jelasnya.

Peringatan 1 Abad Pohon Terang ini diharapkan tidak hanya menjadi momentum perayaan iman, tetapi juga sarana refleksi sejarah, penguatan identitas budaya, serta pemersatu masyarakat lintas suku dan denominasi gereja di Kabupaten Kepulauan Yapen.

Rekomendasi Berita