BEM UPB Dorong Atmosfer Riset di Kalangan Mahasiswa

KBRN, Brebes: Kabinet Hasta Karya Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Peradaban Brebes (BEM-UPB) periode 2025/2026 menyelenggarakan Seminar BEM bertajuk “Riset untuk Semua: Menghubungkan Ilmu, Inovasi, dan Kehidupan Sehari-hari”, Jumat (12/12/2025). Bertempat di Ruang A201 Universitas Peradaban, kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa lintas program studi dengan antusiasme tinggi.

Ketua BEM Universitas Peradaban Naina Zihan Derismayani menyampaikan bahwa seminar ini merupakan bagian dari upaya BEM untuk menumbuhkan iklim intelektual di lingkungan kampus, khususnya dalam mendorong kesadaran mahasiswa terhadap pentingnya riset sejak dini.

“Melalui seminar ini, kami ingin membangun budaya riset di kalangan mahasiswa, baik melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) maupun keterlibatan sebagai pemakalah di forum-forum ilmiah,” ujarnya dalam keterangan yang diterima RRI, Rabu (17/12/2025).

Salah satu panitia, Awwalya Septiawie Rama, menjelaskan bahwa seminar dirancang sebagai ruang pengenalan riset yang inklusif dan mudah dipahami mahasiswa. Pendekatan kontekstual sengaja dipilih agar riset tidak dipersepsikan sebagai sesuatu yang eksklusif.

Baca juga: Dosen UMP Raih Nominasi Terbaik Abdidaya Ormawa 2025

“Kami ingin mahasiswa melihat riset sebagai praktik intelektual yang bisa dimulai dari pengalaman sehari-hari, bukan sesuatu yang elitis dan jauh dari realitas mereka,” tutur Awwalya.

Seminar menghadirkan Peneliti dari LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) sekaligus Direktur Center for Language Education, Research & Policy (CLERP), Pandu Perdana Putra, sebagai pemateri utama. Dalam pemaparannya, ia menekankan bahwa mahasiswa tidak cukup hanya menjadi konsumen ilmu, tetapi juga perlu didorong untuk menghasilkan pengetahuan melalui riset yang kontekstual dan relevan dengan kehidupan sehari-hari.

“Saya senang sekali karena BEM Universitas Peradaban punya langkah yang out of the box, yaitu membawa atmosfer riset ke mahasiswa. Dari sesi awal sampai akhir, yang saya lihat peserta sangat antusias, bisa dilihat dari pendaran mata ketika menyimak dan berdiskusi,” ujar Pandu.

Sebagai putra asli Pagojengan, Paguyangan, Brebes, Pandu juga menyampaikan kebanggaan pribadi terhadap terselenggaranya kegiatan ini di kampung halamannya.

“Penghargaan tertinggi saya sampaikan untuk panitia. Sebagai orang asli Pagojengan, saya jelas gembira sekali. Semoga akan lahir cendekiawan-cendekiawan baru dari candradimuka yang bernama Universitas Peradaban,” tutur Pandu.

Baca juga: Bahasa Inggris Jadi Mapel Wajib SD, Siapkah Guru?

Antusiasme peserta terlihat dalam sesi diskusi dan tanya jawab yang berlangsung aktif. Salah satu peserta, Pandu Hanafie Ikhwana, menilai seminar ini memberikan sudut pandang baru mengenai riset dan produktivitas mahasiswa.

“Apalagi Pak Pandu asli orang sini, sekolahnya SD, SMP, dan SMA juga di sekitar sini. Beliau juga pernah aktif berorganisasi, sehingga apa yang disampaikan terasa sangat relate dan menjadi contoh bagi kami untuk berani masuk ke dunia riset,” kata Ikhwana.

Melalui kegiatan ini, BEM Universitas Peradaban berharap semangat riset dan budaya berpikir kritis dapat terus tumbuh dan menjadi bagian dari ekosistem akademik kampus, sekaligus mendorong mahasiswa untuk berani melangkah dan berkarya di ruang yang lebih luas.

Rekomendasi Berita