Krisis Tekanan Air Lobar, PTAM Giri Menang Buka Solusi Bertahap

KBRN, Lombok Barat: Direktur Utama PTAM Giri Menang, H. Sudirman, menegaskan persoalan gangguan distribusi air bersih di sejumlah wilayah Kota Mataram dan Lombok Barat bukan semata disebabkan kelalaian teknis, melainkan akumulasi keterbatasan sumber air baku dan tantangan topografi jaringan distribusi.

Ia menjelaskan, gangguan yang sempat terjadi di kawasan Jempong, Pagesangan, dan Pagutan beberapa waktu lalu dipicu oleh pecahnya pipa utama berdiameter 12 inci yang mengalirkan air ke wilayah Sandik. Kerusakan tersebut baru terdeteksi setelah kebocoran berlangsung cukup lama, karena air tidak langsung muncul ke permukaan.

“Begitu diketahui sumber kebocorannya, penanganan kami lakukan cepat. Kurang dari 24 jam setelah teridentifikasi, perbaikan langsung tuntas. Saat ini, aliran air di Jempong dan sekitarnya sudah kembali normal,” kata Sudirman, saat ditemui RRI, Rabu (17/12/2025).

Namun, ia mengakui persoalan tekanan air kecil di beberapa titik masih kerap dikeluhkan pelanggan. Menurutnya, kondisi itu tidak bisa dilepaskan dari fakta selama enam tahun terakhir tidak ada penambahan sumber air baku baru, sementara cakupan pelayanan terus diperluas sesuai mandat pemerintah.

Dalam penjelasannya, Sudirman menekankan pembangunan instalasi pengolahan air dan reservoir bukan sepenuhnya dilakukan oleh PDAM. Sejumlah infrastruktur strategis, seperti reservoir di kawasan Gunung Sasak, dibangun melalui program pemerintah pusat dan daerah, kemudian dihibahkan kepada PDAM untuk dikelola.

“Penempatan reservoir di Gunung Sasa bukan tanpa alasan. Air dari Lembah Sempaga ditampung terlebih dahulu di sana, lalu dialirkan secara gravitasi ke wilayah-wilayah ujung jaringan seperti Perampuan, Ampenan, Bintaro, dan Sesele,” ujarnya.

Wilayah Perampuan, lanjut Sudirman, merupakan titik akhir aliran, sehingga sangat bergantung pada kedisiplinan penggunaan air di wilayah hulu. Ia mengajak seluruh pelanggan untuk lebih bijak menggunakan air, terutama pada jam-jam sibuk, agar distribusi ke wilayah bawah tetap optimal.

Saat ini, sistem distribusi PTAM Giri Menang masih sepenuhnya mengandalkan energi gravitasi tanpa bantuan pompa tambahan. Untuk meningkatkan layanan, PTAM telah menyusun rencana strategis tahun depan dengan membangun reservoir penyangga di daerah-daerah paling kritis.

“Kami tidak bisa membangun di semua titik sekaligus karena investasinya sangat besar. Kami prioritaskan lokasi yang paling terdampak dan memiliki sumber air,” jelasnya.

Sudirman juga menaruh harapan besar pada Bendungan Meninting sebagai sumber air baku baru. Air dari bendungan tersebut direncanakan ditampung di wilayah yang minim tekanan, sehingga dapat digunakan untuk mendorong distribusi saat jam puncak.

Meski demikian, ia mengakui peningkatan pelayanan air bersih membutuhkan dukungan pendanaan yang kuat. Oleh karena itu, sinkronisasi program dengan Kementerian PUPR dan Kementerian Keuangan melalui skema APBN menjadi kunci agar pengembangan layanan dapat berjalan berkelanjutan tanpa membebani keuangan perusahaan daerah.

“Pelayanan air bersih adalah kerja bersama. Infrastruktur, pembiayaan, dan kesadaran masyarakat harus berjalan seiring,” pungkasnya.

Rekomendasi Berita