Kabupaten Belu Catat Ratusan Diagnosis Positif TBC

RRI.CO.ID, Atambua:Penyakit Tuberkulosis (TBC) masih menjadi perhatian serius di Indonesia dan secara global, Indonesia menempati peringkat kedua dengan jumlah kasus TBC terbanyak di dunia. Hal ini disampaikan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Belu, Yustina Imelda Seu, SKM, kepada RRI Atambua beberapa waktu lalu.

Terkait kondisi di Kabupaten Belu, Imelda mengungkapkan bahwa angka kasus TBC masih tergolong tinggi. Hingga bulan Oktober 2025, tercatat sebanyak 556 orang terdiagnosis positif TBC, sementara jumlah terduga TBC mencapai sekitar 3.000 orang. Namun, untuk memastikan diagnosis, seluruh terduga tetap diwajibkan melakukan pemeriksaan dahak di fasilitas kesehatan terdekat.

Ia mengatakan, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) juga termasuk wilayah prioritas yang menjadi perhatian pemerintah pusat dalam upaya penanggulangan penyakit TBC. Tingginya angka kasus TBC, menurutnya, tidak terlepas dari beberapa faktor utama.

“Kalau kita melihat kenapa TBC sangat tinggi kasusnya, sudah pasti ada kaitannya dengan jumlah penduduk Indonesia yang besar, kemudian cara penanggulangannya, serta penularan TBC yang sangat mudah. Penyakit lain tidak seperti TBC penularannya,” kata Imelda.

Ia menjelaskan, hingga saat ini Indonesia masih termasuk negara dengan kasus TBC tinggi karena jumlah penduduk yang banyak, tingkat penularan yang mudah, serta masih kurangnya pemahaman masyarakat terhadap penyakit tersebut. 

Ia juga mengingatkan masyarakat untuk mengenali gejala umum penyakit TBC. Gejala utama yang perlu diwaspadai adalah batuk, terutama batuk berdahak yang berlangsung lama. Selain itu, terdapat gejala penyerta lain seperti penurunan berat badan secara terus-menerus, kehilangan nafsu makan, sering meriang terutama pada sore hari, nyeri dada, serta keringat malam meskipun cuaca dingin.

Untuk membedakan batuk biasa dengan batuk akibat TBC, Imelda menegaskan pentingnya pemeriksaan dahak. “Kalau ada gejala, wajib periksa dahak di puskesmas untuk membuktikan apakah ada bakteri TBC atau tidak,” ujarnya.

Ia pun mengimbau masyarakat agar tidak takut memeriksakan diri dan segera datang ke puskesmas atau fasilitas kesehatan apabila mengalami gejala yang mengarah pada TBC, demi memutus rantai penularan dan meningkatkan keberhasilan pengobatan.

Rekomendasi Berita