KBRN, Wamena: Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Abdi Wacana Wamena menggelar Rapat Senat Terbuka dalam rangka Wisuda Angkatan ke-XIV, Sabtu (14/12/2025). Acara yang berlangsung khidmat ini secara resmi dibuka oleh Ketua STKIP Abdi Wacana Wamena, Lepianus Gombo, dan dihadiri oleh berbagai tokoh pendidikan, pemerintah daerah, serta keluarga wisudawan.
Dalam sambutannya, Lepianus Gombo mengumumkan bahwa tahun ini STKIP Abdi Wacana Wamena berhasil meluluskan 155 sarjana pendidikan dari tiga program studi, yakni Pendidikan Matematika (39 lulusan), Pendidikan Bahasa Inggris (33 lulusan), dan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (83 lulusan). Rata-rata Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) lulusan mencapai 2,90, dengan IPK tertinggi diraih oleh Yunisa dari Prodi Pendidikan Bahasa Inggris dengan nilai 3,82 dan predikat cum laude.
“Wisuda ini adalah hasil dari proses akademik selama empat tahun. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak—orang tua, masyarakat, pemerintah daerah, dan Yayasan YPPGI yang telah mendukung perjalanan kampus ini,” ujar Lepianus.
Ia menekankan pentingnya peran lulusan sebagai “sarjana pulang kampung”, yakni kembali ke daerah asal untuk mengisi kekosongan tenaga pendidik.
“Banyak kampung yang kekurangan guru, bahkan ada guru yang tidak melaksanakan tugas. Para lulusan inilah yang kami harapkan dapat menjawab tantangan itu,” tambahnya.
Lepianus juga menyampaikan apresiasi kepada Ketua LLDIKTI Wilayah Papua dan Papua Barat, Dr. Suriel Samuel Mofu, yang mendorong perguruan tinggi untuk mengembangkan kurikulum berbasis kearifan lokal. Menanggapi hal itu, STKIP Abdi Wacana Wamena tengah menyusun Kurikulum OP (berbasis Observasi dan Partisipasi) bekerja sama dengan Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta. Kurikulum ini diharapkan mampu mengangkat nilai-nilai budaya lokal yang mulai tergerus oleh arus globalisasi.
Dalam upaya peningkatan mutu, kampus juga tengah membenahi tata kelola kelembagaan dan mengembangkan sistem akademik berbasis teknologi informasi. Langkah ini menjadi bagian dari strategi untuk menambah program studi baru dan mengubah status STKIP menjadi universitas.
Ketua LLDIKTI Wilayah Papua dan Papua Barat, Dr. Suriel Samuel Mofu, dalam sambutannya menyatakan bahwa 155 lulusan STKIP Wamena memiliki potensi besar untuk menjawab kebutuhan pendidikan di seluruh Tanah Papua.
“Mereka adalah anak-anak asli Papua Pegunungan yang memahami adat, budaya, dan tantangan lokal. Ini menjadi keunggulan tersendiri dibandingkan lulusan dari luar Papua,” ujarnya.
Ia juga mendorong pemerintah daerah untuk memberikan afirmasi dalam rekrutmen tenaga pendidik, agar lulusan lokal memiliki peluang lebih besar dalam seleksi CASN dan dapat mengisi kekosongan guru di wilayah terpencil.
Staf Ahli Gubernur Papua Pegunungan, Aron Wanimbo, yang hadir mewakili Gubernur John Tabo, menyampaikan apresiasi atas kontribusi STKIP Abdi Wacana Wamena dalam mencetak sumber daya manusia berkualitas.
“Papua Pegunungan yang baru berusia tiga tahun membutuhkan SDM unggul untuk menopang pembangunan di delapan kabupaten. Pemerintah provinsi tidak akan menutup mata terhadap kebutuhan kampus ini, baik sarana, prasarana, maupun dukungan lainnya,” tegasnya.
Dalam sambutan tertulisnya, Gubernur John Tabo berpesan kepada para wisudawan untuk tetap rendah hati, terus belajar, dan menjadi terang di tengah masyarakat.
“Sarjana bukan garis akhir, tapi awal dari perjalanan besar untuk membangun Papua Pegunungan,” tulisnya.
Ketua Yayasan YPPGI se-Tanah Papua, Shem Pigai, ST, M.Pd., mengungkapkan bahwa pihaknya menargetkan penambahan program studi baru pada tahun akademik mendatang. Hal ini menjadi bagian dari upaya menaikkan status STKIP menjadi universitas.
“Kami akan segera melakukan audiensi dengan pemerintah provinsi dan kabupaten untuk mengajukan dukungan sarana dan prasarana. Kami ingin STKIP Abdi Wacana Wamena menjadi kampus terbaik di Papua Pegunungan,” ujarnya.
Dengan penambahan program studi dan dosen, kampus ini diharapkan mampu menjawab kebutuhan tenaga pendidik di wilayah pegunungan yang masih sangat tinggi.