Peter Brandt, Waspadai Volatilitas Harga Perak di 2025

KBRN, Samarinda: Peter Brandt, seorang pakar perdagangan komoditas dengan pengalaman hampir 50 tahun, mengimbau para pelaku pasar untuk berhati-hati di tengah reli historis harga perak. Melalui unggahan di media sosial X, ia memperingatkan pergerakan harga yang ekstrem sering kali diikuti oleh koreksi tajam yang tidak terduga.

Peringatan Brandt ini muncul tepat sebelum pasar perak mengalami gejolak signifikan pada awal pekan terakhir Desember 2025. Harga perak sempat menembus angka 80 dolar AS per ons untuk pertama kalinya sebelum akhirnya merosot kembali ke level 70 dolar AS saat penutupan pasar hari Senin.

Penurunan tajam tersebut dipicu oleh keputusan operator bursa CME yang menaikkan persyaratan margin untuk kontrak perdagangan berbagai logam mulia. Kebijakan ini memaksa para pedagang untuk menyediakan modal tunai lebih besar guna mempertahankan posisi perdagangan mereka, sehingga memicu aksi jual teknis secara massal di bursa komoditas.

Dalam analisisnya, Peter Brandt menjelaskan bahwa dalam setiap siklus pasar, investor yang paling optimis sekalipun dapat mencapai titik jenuh akibat tekanan kerugian. Ia mencatat bahwa pembalikan harga (retracement) pada komoditas sering kali bersifat menyeluruh, yang berarti harga dapat kembali ke titik awal sebelum reli panjang dimulai.

Meskipun sempat terkoreksi, harga perak menunjukkan ketangguhan dengan kembali menguat 10 persen ke level 78 dolar AS pada perdagangan Selasa. Laporan Business Insider menyebutkan bahwa sepanjang tahun 2025, kontrak berjangka perak telah melonjak lebih dari 150 persen sebagai dampak dari tingginya permintaan industri.

Kenaikan harga logam mulia tahun ini juga didorong oleh statusnya sebagai instrumen lindung nilai (hedge) di tengah ketidakpastian ekonomi global. Penurunan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat turut meningkatkan daya tarik perak dan emas dibandingkan dengan aset kas maupun obligasi pemerintah yang menawarkan imbal hasil lebih rendah.

Peter Brandt menambahkan bahwa dirinya belum bisa memastikan apakah pasar perak sudah mencapai titik jenuh maksimal pada akhir tahun ini. Namun, ia menekankan pentingnya manajemen risiko bagi trader yang telah meraih keuntungan besar agar tidak terjebak dalam euforia pasar yang berlebihan menjelang tahun baru 2026.

Dinamika harga perak ini juga dipengaruhi oleh penggunaan intensif logam tersebut dalam rantai pasok industri teknologi dan kecerdasan buatan. Sejumlah analis memprediksi volatilitas akan tetap tinggi mengingat adanya rencana pembatasan ekspor dari beberapa negara produsen utama perak yang mulai berlaku pada awal Januari mendatang.

Rekomendasi Berita