Bencana Alam Tinggalkan Trauma Mendalam Pada Anak

KBRN, Lhokseumawe : Anak-anak menjadi kelompok paling rentan mengalami trauma psikologis pascabencana alam. Para ahli menilai, kondisi mental anak yang masih berkembang membuat mereka lebih mudah menyerap rasa takut, cemas, dan kehilangan dibandingkan orang dewasa. Situasi darurat seperti banjir, gempa bumi, atau longsor dapat meninggalkan dampak jangka panjang bila tidak ditangani dengan tepat.

Psikolog klinis anak dan remaja, dr. Aulia Rahmah, M.Psi, menjelaskan bahwa trauma pada anak sering kali tidak langsung terlihat. Menurutnya, anak yang mengalami peristiwa bencana bisa menunjukkan perubahan perilaku, seperti menjadi lebih pendiam, mudah marah, sulit tidur, mimpi buruk, hingga takut berpisah dengan orang tua. “Trauma bukan hanya soal ingatan buruk, tapi bagaimana tubuh dan emosi anak merespons rasa tidak aman,” ujarnya, Rabu (17/12/2025)

dr. Aulia menambahkan, anak-anak cenderung belum mampu mengekspresikan perasaan secara verbal. Akibatnya, tekanan emosional kerap muncul dalam bentuk keluhan fisik, seperti sakit perut atau sakit kepala tanpa sebab medis yang jelas. Jika kondisi ini dibiarkan, trauma dapat memengaruhi proses belajar, hubungan sosial, serta perkembangan kepribadian anak di kemudian hari.

Para ahli juga menekankan pentingnya peran keluarga dan lingkungan terdekat dalam pemulihan psikologis anak. Orang tua diimbau untuk menciptakan rasa aman, mendengarkan cerita anak tanpa menghakimi, serta menghindari paparan berlebihan terhadap berita atau gambar bencana. “Pelukan, rutinitas yang konsisten, dan kehadiran orang dewasa yang menenangkan sangat membantu proses pemulihan,” kata dr. Aulia.

Selain dukungan keluarga, pendampingan profesional dinilai perlu bagi anak yang menunjukkan gejala trauma berat atau berkepanjangan. Layanan konseling psikologis, kegiatan bermain terapeutik, hingga dukungan dari sekolah dapat menjadi bagian dari pemulihan. Pemerintah daerah dan lembaga terkait diharapkan menyediakan layanan kesehatan mental ramah anak di lokasi terdampak bencana.

Dengan penanganan yang tepat dan berkelanjutan, para ahli optimistis anak-anak dapat pulih dari trauma dan kembali menjalani aktivitas secara normal. Kesadaran bersama tentang pentingnya kesehatan mental anak pascabencana menjadi kunci agar generasi muda tetap tumbuh sehat, tangguh, dan berdaya menghadapi masa depan.

Rekomendasi Berita