KBRN, Kupang: Permainan tradisional Liu Mui Fui, warisan budaya masyarakat Atoni Pah Meto di Pulau Timor, bukanlah sekadar hiburan biasa. Permainan ini memiliki keterikatan kuat dengan ritual adat, khususnya dalam menyambut masa panen raya atau yang dikenal sebagai puipa (pesta panen).
Hal ini diungkapkan oleh Ibrahim Nenohai, seorang Pemerhati Budaya Timor. Menurutnya, Liu Mui Fui adalah permainan yang dimainkan secara umum oleh seluruh lapisan masyarakat Atoni Pah Meto, dan tidak dikhususkan untuk kelompok tertentu.
Permainan ini secara khusus dilaksanakan seiring dengan berlangsungnya Pesta Panen (Puipa). "Liu Mui Fui ini punya keterikatan yang sangat erat dengan apa yang disebut dengan pesta panen atau puipa," ujarnya.
Adapun sebelum sukacita panen dimulai, masyarakat Atoni Pah Meto wajib melaksanakan sebuah ritual larangan atau pantangan yang penting, yakni Bunuh Banu Talas. Ritual ini berfungsi sebagai bentuk penghormatan terhadap alam sebelum hasil bumi dipanen.
Larangan-larangan yang diterapkan dalam Bunuh Banu Talas meliputi larangan tidak boleh memetik kelapa, tidak boleh memetik pinang, tidak boleh menangkap binatang buruan atau binatang liar. Sementara itu, aspek utama dari permainan Liu Mui Fui, seringkali berpusat pada tantangan keberanian yang melibatkan hewan ternak.
Tantangan ini melibatkan sapi atau kerbau yang harus dikalahkan atau ditangkap oleh peserta. Peserta diberi kesempatan untuk memilih sendiri hewan yang akan mereka tangkap dari kandang yang telah disediakan, misalnya, jika ada delapan ekor, pemain dipersilakan memilih hewan mana yang akan diambil.
Ibrahim Nenohai juga menambahkan bahwa dalam tradisi Atoni, ada persiapan spiritual yang dilakukan oleh mereka yang berkuasa atau memiliki hak (pah tuf) dan dalam beberapa kasus, masyarakat juga menggunakan mantra (fanu) sebelum menghadapi medan tantangan atau perjuangan tersebut. Ia menegaskan bahwa Liu Mui Fui tidak hanya mewakili semangat kebersamaan dan kegembiraan setelah panen, tetapi juga merupakan cerminan dari kepatuhan terhadap aturan adat dan nilai-nilai keberanian yang dijunjung tinggi oleh Masyarakat Atoni Pah Meto.
”Harapan saya, ini adalah tradisi yang sangat khas untuk kita orang-orang Atoni, mari kita mengenal budaya kita, siapa kita dan apa yang pernah dilakukan oleh nenek moyang kita. Karena orang-orang beradab itu berarti berbudaya, dan sebaliknya. Sehingga permainan seperti ini memiliki nilai yang sangat fundamental dan perlu dilestarikan”, ujarnya. (JR)