KBRN, Fakfak : Kepala Bappeda Litbang Kabupaten Fakfak, Abd Razak I. Rengen, S.H., M.Si, menegaskan indikator kunci bidang kesehatan yang tertuang dalam RPJMD Fakfak Membara 2025–2029 menjadi tolok ukur utama keberhasilan pembangunan sumber daya manusia di daerah tersebut. Hal ini disampaikannya dalam Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda) Kabupaten Fakfak Tahun 2025.
Abd Razak menjelaskan, indikator kunci tersebut meliputi peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), peningkatan usia harapan hidup, penurunan angka kematian ibu, penurunan prevalensi stunting, serta peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan di seluruh wilayah Kabupaten Fakfak.
"Pencapaian indikator kesehatan tidak hanya diukur dari angka statistik, tetapi juga dari kualitas pelayanan yang diterima langsung oleh masyarakat. Karena itu, seluruh program kesehatan harus berdampak nyata terhadap peningkatan derajat hidup masyarakat," ungkapnya.
Ia juga menegaskan kebijakan pengobatan gratis dan penyediaan makanan pendamping pasien yang telah dicanangkan pemerintah daerah harus diikuti dengan pelayanan yang baik, ramah, dan profesional dari tenaga kesehatan di seluruh fasilitas kesehatan, baik rumah sakit, puskesmas, maupun fasilitas kesehatan lainnya.
“Program pengobatan gratis dan makanan pendamping pasien tidak akan bermakna jika tidak dibarengi pelayanan yang humanis dan berkualitas dari tenaga kesehatan,” tegas Abd Razak.
Lebih lanjut, ia menyampaikan pembangunan kesehatan Fakfak diselaraskan dengan RPJMN 2025–2029 serta visi Indonesia Emas 2045, dengan fokus pada penguatan kualitas sumber daya manusia sebagai fondasi pembangunan jangka panjang.
Melalui Rakerkesda, Abd Razak berharap seluruh pemangku kepentingan sektor kesehatan memiliki komitmen yang sama dalam mengawal pencapaian indikator kunci RPJMD Fakfak Membara, sehingga manfaat pembangunan kesehatan benar-benar dirasakan oleh masyarakat.