Kembang Api Icon Langit di Malam Tahun Baru

KBRN, Tarakan : Kembang api telah menjadi simbol kemeriahan dalam berbagai perayaan, mulai dari tahun baru hingga perayaan hari besar di berbagai negara. Di balik kilau cahaya dan suara dentumannya, kembang api memiliki sejarah panjang yang berawal dari penemuan sederhana.

Kembang api pertama kali ditemukan di Tiongkok sekitar abad ke-7. Penemuan ini bermula dari eksperimen para alkemis yang mencari ramuan keabadian. 

Secara tidak sengaja, mereka mencampurkan bubuk mesiu yang terdiri dari belerang, arang, dan kalium nitrat. Campuran tersebut kemudian dimasukkan ke dalam batang bambu dan dibakar, menghasilkan ledakan kecil disertai cahaya dan suara keras.

Awalnya, kembang api digunakan untuk mengusir roh jahat dan dipercaya membawa keberuntungan. Seiring waktu, penggunaannya berkembang menjadi bagian penting dalam upacara keagamaan, perayaan panen, dan acara kebudayaan di Tiongkok.

Melalui jalur perdagangan dan pertukaran budaya, pengetahuan tentang kembang api menyebar ke berbagai belahan dunia, termasuk Timur Tengah dan Eropa. Di Eropa, kembang api mulai digunakan dalam perayaan kerajaan dan acara kenegaraan pada abad ke-13, dengan desain dan teknik yang semakin berkembang.

Hingga kini, kembang api terus berevolusi dengan berbagai bentuk, warna, dan efek cahaya yang memukau. Meski teknologi telah berkembang pesat, kembang api tetap menjadi simbol kebahagiaan, harapan, dan perayaan yang menyatukan masyarakat di seluruh dunia. RV

Rekomendasi Berita