KBRN, Makassar : Dalam rangka menyambut Hari Amal Bakti (HAB) ke-80 Kementerian Agama Republik Indonesia Tahun 2026, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan menggelar kegiatan Donor Darah Lintas Agama. Donor Darah berlangsung di Aula Lantai II Kanwil Kemenag Sulsel, Senin (15/12/2025).
Kegiatab ini terselenggara atas kerja sama Panitia HAB ke-80 tingkat Provinsi Sulawesi Selatan dengan Majelis Agama-agama, Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kanwil Kemenag Sulsel, Kemenag Bikers Club Indonesia (KBCI) Sulsel, serta UPT Transfusi Darah Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan.
Aksi kemanusiaan ini menjadi simbol kuat bahwa nilai kemanusiaan melampaui sekat perbedaan agama, suku, dan keyakinan. Sebanyak 46 orang mendaftarkan diri sebagai pendonor, namun hanya 36 orang yang dinyatakan memenuhi syarat, sementara 10 peserta lainnya belum dapat mendonorkan darahnya karena pertimbangan medis.
Ketua Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi) Sulawesi Selatan, Dr. Yonggris, yang turut mendonorkan darahnya, mengatakan bahwa donor darah merupakan praktik nyata dari nilai kemanusiaan universal yang diajarkan oleh seluruh agama.
“Donor darah mengajarkan kita bahwa kemanusiaan tidak pernah bertanya tentang agama dan keyakinan. Darah yang kita sumbangkan tidak membawa identitas apa pun, selain harapan untuk menyelamatkan kehidupan,” kata Yonggris.
Ia menambahkan, kegiatan tersebut menjadi ruang pembelajaran bersama tentang inklusivitas dan kepedulian sosial. “Ketika darah kita mengalir untuk orang lain, di situlah kita memahami bahwa perbedaan bukan penghalang untuk saling menolong. Inilah wujud cinta kasih yang paling nyata,” ucap Yonggris.
Hal senada disampaikan Penanggung Jawab Kegiatan dari UPT Transfusi Darah Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, dr. Hasriani. Ia menegaskan bahwa donor darah merupakan kerja kemanusiaan yang sepenuhnya bebas dari batas identitas.
“Dalam dunia transfusi darah, tidak ada pertanyaan tentang agama, suku, atau keyakinan pendonor. Yang dibutuhkan hanyalah darah yang sehat untuk menyelamatkan nyawa manusia,” tegas dr. Hasriani.
Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar ini juga mengapresiasi konsistensi Kanwil Kemenag Sulsel yang rutin menggelar kegiatan donor darah setiap tiga bulan. “Setiap kegiatan donor darah di Kanwil Kemenag Sulsel, selalu terkumpul lebih dari 30 kantong darah. Ini menunjukkan bahwa nilai kemanusiaan benar-benar hidup dan dipraktikkan, bukan sekadar slogan,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kanwil Kemenag Sulsel, Hj. Saidah Ali Yafid, mengapresiasi tingginya partisipasi pendonor dari berbagai latar belakang agama. “Kegiatan ini membuktikan bahwa semangat kebersamaan dan cinta kasih lintas agama terus terjaga. Donor darah menjadi ruang perjumpaan kemanusiaan yang menyatukan kita semua,” tuturnya.
Ia berharap kegiatan serupa dapat terus berlanjut dan menjadi inspirasi bagi masyarakat luas. “Menyumbangkan darah adalah tindakan sederhana, tetapi dampaknya sangat besar. Semoga semangat ini terus tumbuh demi kemanusiaan dan persatuan bangsa,” pungkasnya.
Kegiatan yang berlangsung mulai pukul 08.00 hingga 13.00 WITA ini turut dihadiri Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Sulawesi Selatan Gede Durahman, Pembimas Kristen Marlin Naray, Pembimas Hindu Kendek Rante, serta Pembimas Buddha Sumarjo.(*)