KBRN, Jakarta: Indonesia saat ini sedang menghadapi cuaca ekstrem yang melanda sebagian besar wilayahnya. Fenomena ini membuat masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan ekstra.
Penyebab utama fenomena ini adalah posisi semu matahari yang kini bergerak berada di selatan ekuator. Penguatan angin timuran dan pengaruh Monsun Australia turut membawa massa udara yang terasa kering dan hangat.
Situasi ini diperkirakan akan terus berlanjut hingga akhir bulan Oktober mendatang bahkan sampai memasuki awal bulan November 2025. BMKG mencatat beberapa suhu maksimum harian yang cukup tinggi selama periode 13 hingga 20 Oktober 2025 kemarin.
Masyarakat perlu mewaspadai gejala dehidrasi, iritasi kulit, dan heatstroke ditandai kelelahan, serta kulit kering. Migrain juga dapat menyerang akibat paparan panas matahari atau polusi yang terasa berlebihan.
Sementara itu, panas dalam dapat muncul karena cuaca terik diperparah asupan makanan kurang sehat seperti gorengan. Demam tinggi akibat paparan matahari pun berisiko merusak otak serta organ vital bila tidak segera tertangani.
Masyarakat sangat disarankan untuk mencukupi kebutuhan air tubuh serta tidak menunggu rasa haus datang menyerang. Selain itu, perlu untuk melindungi diri dari paparan sinar matahari langsung. (Hana Syarif)