TPA Bangli Belum Diputuskan Jadi Tujuan Utama Sampah

KBRN, Denpasar: Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta menegaskan hingga saat ini belum ada keputusan final bahwa seluruh sampah dari kawasan Sarbagita akan dialihkan ke TPA Bangli. Hal tersebut disampaikannya usai mengikuti rapat bersama Menteri Lingkungan Hidup dan jajaran pemerintah daerah.


Sedana Arta mengatakan, pemerintah daerah masih menunggu hasil kajian teknis sebelum mengambil keputusan lebih lanjut terkait pemanfaatan TPA Bangli sebagai lokasi penampungan sampah dari luar wilayah.


Ia menjelaskan, Pemerintah Kota Denpasar dan Kabupaten Badung saat ini masih berupaya memaksimalkan pengelolaan sampah di wilayah masing-masing hingga akhir Februari. Berbagai langkah strategis, termasuk pengolahan di sumber, telah dan terus dilakukan untuk mengurangi ketergantungan pada tempat pembuangan akhir.


Meski demikian, apabila masih terdapat residu sampah, TPA Bangli dapat menjadi solusi alternatif jangka pendek. TPA tersebut dibangun oleh Kementerian PUPR dan merupakan TPA pertama di Indonesia dengan standar internasional.


“TPA Bangli ini dibangun pada tahun 2006, selesai 2009, dan mulai beroperasi tahun 2010. Kapasitasnya masih memungkinkan karena produksi sampah di Bangli tidak terlalu besar, tetapi semua tetap harus dikaji oleh tim teknis,” jelasnya.


Terkait dukungan masyarakat, Sedana Arta mengakui perlunya sosialisasi lebih lanjut kepada seluruh komponen masyarakat Bangli. Ia menyebut baru mendapatkan pemaparan resmi dari Menteri Lingkungan Hidup sehingga komunikasi publik akan dilakukan secara bertahap.


Ia juga menegaskan bahwa TPA Bangli bukan bagian dari skema Sarbagita, melainkan hanya disiapkan sebagai solusi sementara sambil menunggu daerah lain mampu mengelola sampahnya secara mandiri, termasuk melalui pengembangan fasilitas pengolahan berbasis energi.


Menurutnya, isu sampah harus dikelola secara bersama-sama karena dampaknya tidak hanya dirasakan satu daerah, melainkan seluruh Bali sebagai destinasi pariwisata dunia.


“Kalau pariwisata Bali terganggu karena sampah, dampaknya bukan hanya ke satu daerah, tapi ke seluruh masyarakat Bali. Bangli adalah bagian dari Bali, jadi manfaatnya juga untuk kita semua,” ujarnya.


Ia berharap masyarakat Bangli dapat memahami perencanaan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota secara utuh, serta mendukung langkah-langkah sementara yang diambil demi menjaga citra dan keberlanjutan pariwisata Bali.(Zannuar Setiadji)

Rekomendasi Berita