Bentrokan Perbatasan Thailand-Kamboja Paksa Seribu Lebih Sekolah Ditutup

KBRN, Phnom Penh: Sekolah-sekolah di Thailand dan Kamboja ditutup akibat bentrokan perbatasan yang terus berlanjut. Bentrokan tersebut telah menewaskan sedikitnya 40 orang, termasuk 24 warga sipil, dan memaksa ratusan ribu orang mengungsi.

Kementerian Pendidikan Kamboja melaporkan 1.039 sekolah ditutup di enam provinsi, mengganggu pendidikan bagi 242.881 siswa dan 9.797 guru. Sementara itu, Kementerian Dalam Negeri Kamboja melaporkan dua warga sipil tewas tambahan, dilansir dari Anadolu, Selasa (16/12/2025).

Dengan demikian, total korban sipil di negara itu menjadi 15 orang, sementara 73 lainnya mengalami luka-luka. Di sisi Thailand, sembilan warga sipil tewas dan lebih dari 600 sekolah serta rumah sakit ditutup.

Pemerintah Thailand pun mengajukan banding ke Kantor Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB terkait situasi ini. Sekitar 700.000 orang telah mengungsi di kedua sisi perbatasan sejak bentrokan meningkat pekan lalu.

Sebelumnya, Thailand dan Kamboja menandatangani perjanjian damai di Kuala Lumpur pada Oktober lalu. Penandatanganan perjanjian tersebut dihadiri Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim.

Namun, perjanjian tersebut ditangguhkan setelah tentara Thailand cedera akibat ledakan ranjau darat di salah satu provinsi perbatasan. Thailand melaporkan 16 tentara dan sembilan warga sipil tewas dalam konflik ini.

Hingga kini, sekitar 18 tentara Kamboja masih berada dalam tahanan Thailand. Sementara itu, sengketa perbatasan antara kedua negara telah berlangsung lama dan sering memicu kekerasan.

Bentrokan sebelumnya pada Juli menewaskan sedikitnya 48 orang. Upaya diplomasi internasional, termasuk tekanan dari AS, belum berhasil menghentikan konflik, dan pertempuran terus berlanjut meski tekanan global meningkat.

Rekomendasi Berita