Kemendikdasmen Catat Ribuan Sekolah Terdampak Bencana Sumatra-Aceh

KBRN, Jakarta: Kemendikdasmen RI mencatat, sebanyak 4.149 sekolah terdampak banjir dan tanah longsor di Sumatra hingga Aceh. Dari jumlah tersebut, sebesar 85 persen sekolah di tiga provinsi terdampak bencana sudah kembali beroperasi menyelenggarakan pembelajaran.

“Secara keseluruhan, jumlah sekolah yang terdampak ada 4.149 sekolah. Di Aceh 2.756 sekolah, Sumatra Barat 443 sekolah, dan Sumatra Utara 950 sekolah,” kata  Mendikdasmen, Abdul Mu’ti dalam keterangan persnya, di Jakarta, Rabu (31/12/2025). 

Teruntuk Provinsi Aceh, Mendikdasmen menjelaskan, sebanyak 2.226 sekolah (81 persen) telah kembali beroperasi. Sementara, di Sumatra Barat 380 sekolah (86 persen) dan di Sumatra Utara 902 sekolah (95 persen) sudah dapat digunakan kembali.

“Total sekolah yang sudah bisa beroperasi saat ini mencapai 85 persen. Masih ada 54 sekolah yang kerusakannya sangat serius, bahkan ada yang rusak total sehingga anak-anak harus belajar di tenda,” ucap Mendikdasmen.

Kemudian, Mendikdasmen mengaku, Kemendikdasmen menyiapkan 54 tenda sekolah. Yakni, masing-masing 14 tenda di Aceh, 21 di Sumatra Barat, dan 19 di Sumatra Utara.

“Masih terdapat 587 sekolah yang dalam proses pembersihan, terdiri dari 516 sekolah di Aceh. 42 di Sumatra Barat, dan 29 di Sumatra Utara, proses pembersihan terus kami lakukan, tetapi memang membutuhkan waktu," ujar Mendikdasmen.

Ia memastikan, pemerintah telah menyiapkan berbagai langkah agar pembelajaran tetap dapat dimulai pada 5 Januari 2026. Meskipun, disadarinya dijalankan dalam kondisi belum normal.

“Anak-anak tetap bisa belajar. Mereka tidak harus memakai seragam, tidak harus memakai sepatu, dan kurikulumnya juga kami rancang secara khusus,” kata Mendikdasmen.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan, sebanyak 163 orang masih hilang akibat banjir bandang dan longsor di Sumatra. Korban hilang akibat bencana masih tercatat di Aceh 31 orang, Sumatera Utara 60 orang, dan Sumatera Barat 72.

“Untuk proses pencarian dan pertolongan sudah mulai difokuskan di titik-titik di luar tempat pusat pemukiman dan pusat aktivitas ekonomi. Pasalnya, sudah kecil kemungkinan masih ada jasad korban di lingkungan atau di tempat-tempat aktivitas publik maupun pemukiman," kata Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Abdul Muhari. 

Rekomendasi Berita