KBRN, Jakarta: Fosil Manusia Jawa (Java Man) tiba di Indonesia dari Museum Naturalis Leiden, Belanda, Rabu (17/12/2025). Menteri Kebudayaan (Menbud), Fadli Zon menyampaikan kepastian tersebut.
"Kita akan menerima dua koleksi dari Dubois yaitu fosil The Java Man (Manusia Jawa). Mudah-mudahan tidak ada halangan," katanya saat ditemui wartawan usai acara Perayaan dan Penyerahan Sertifikat Cagar Budaya Peringkat Nasional 2025, Gedung Kemendikdasmen, Jakarta Selatan, Selasa (16/12/2025).
Ia menjelaskan, fosil yang akan diterima Indonesia merupakan kategori masterpiece, yakni femur (tulang paha) dan skull (tulang tengkorak). Fosil tersebut telah disimpan oleh Pemerintah Belanda selama 132 tahun.
Dia juga menyampaikan, pemulangan fosil akan dilakukan secara bertahap. Langkah ini bertujuan untuk merepatriasi benda-benda bersejarah milik Indonesia.
"Nanti 28.131 koleksi lainnya akan menyusul. Ini mungkin membutuhkan enam kontainer, pengembaliannya Belanda," ujarnya.
Fadli menilai, pemulangan fosil tersebut menunjukkan bahwa Indonesia memiliki aset budaya yang sangat besar dan bernilai tinggi. Setelah seluruh fosil berhasil dikumpulkan, temuan tersebut harus ditetapkan sebagai cagar budaya nasional.
"(Untuk itu) kita harus menambah cagar budaya nasional. Kalau perlu kita tambahkan dua kali lipat tenaga ahlinya," ucap Fadli.
Fosil tersebut nantinya akan dipamerkan di Museum Nasional Indonesia, Jakarta Pusat pada Kamis (18/12/2025). Pameran tersebut merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mengedukasi masyarakat mengenai nilai penting sejarah bangsa.
Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Antarlembaga Ismunandar menambahkan, upaya repatriasi Koleksi Dubois dimulai sejak 1951. Upaya pemulangan dimulai sejak era Muhammad Yamin.
"Perjalanan panjang ini adalah bukti konsistensi bangsa kita dalam memperjuangkan hak-hak budaya. Kepulangan ini juga membuktikan bahwa diplomasi budaya dapat menghasilkan keadilan sejarah," ujarnya.
Pemulangan koleksi hanya satu dari bagian panjang tanggung jawab Indonesia atas kepingan sejarah itu. Indonesia akan bertanggung jawab dalam proses perawatan dan penyimpanan koleksi-koleksi itu, termasuk soal pendanaan.
"Begitu sudah diberikan kepada kita. Tentu jadi tanggung jawab kita sepenuhnya. Kecuali terkait dengan riset," katanya.