KBRN, Jakarta: Direktur Jaringan GUSDURian Indonesia, Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid, menilai media memegang peran strategis meredam maraknya hujan kebencian di ruang digital. Ia menegaskan, jangkauan media yang kini lintas batas harus diiringi tanggung jawab transformasi sosial.
"Media itu sekarang sebetulnya punya peran yang sangat besar, karena daya jangkau media saat ini sudah lintas batas. Karena itu, media itu penting sekali, bukan hanya punya teknologinya, tetapi juga teknologi transformasi sosialnya," kata Alissa kepada RRI usai mengisi Dialog Khusus, Selasa (16/12/2025).
Alissa menyebut media tidak cukup hanya menguasai teknologi informasi, tetapi juga teknologi perubahan sosial. "Bagaimana mendesain strategi untuk menguatkan nilai-nilai tertentu pada masyarakat, atau biasa kita sebut sebagai social engineering," ucap ujarnya.
Ia mencontohkan nilai gotong-royong sebagai fondasi masyarakat Indonesia yang dapat ditumbuhkan melalui konten media. Penguatan nilai tersebut, kata dia, bisa dilakukan lewat pelibatan berbagai pemangku kepentingan.
Alissa menekankan pentingnya pendekatan storytelling dalam penyampaian pesan media. Ia menilai narasi memiliki kekuatan besar dalam membentuk persepsi dan sikap publik.
"Media bisa memperkuatnya, misalnya dengan strategi pelibatan multistakeholder, atau melalui konten-kontennya. Orang Indonesia kan story-teller dan mereka senang sekali dengan story-telling," ucapnya.
Menurut dia, sejarah mencatat narasi kebencian yang disebarkan media dapat memicu konflik sosial. “Kalau bisa menjadi perang saudara, berarti sebetulnya bisa juga kan menjadi alat penyatuan persaudaraan,” kata Alissa.
Selain media, ia juga menyoroti peran generasi muda dalam menjaga ruang digital tetap sehat. Ia menyebut anak muda Indonesia memiliki ruang gerak luas berkat akses informasi yang semakin egaliter.
"Anak muda punya ruang gerak yang lebih besar dengan media sosial, dengan egalitarianisme informasi. Karena itu, saya berharap anak-anak muda Indonesia, pertama, mengasah akar keindonesiaannya," ujarnya.
Alissa menekankan agar anak muda perlu memandang dirinya sebagai bagian dari upaya membangun masyarakat bersama. “Manfaatkan ruang media sosial untuk berkontribusi bagi masyarakat, karena hidup cuma sekali, jangan hanya untuk diri sendiri,” kata dia.