Kitab La Galigo, Bukti Sejarah Peradaban Bugis Kuno

KBRN, Bone: Epos La Galigo merupakan bukti nyata kejayaan peradaban Bugis, di Sulawesi Selatan pada masa lampau. Kitab ini mencerminkan filosofi hidup dan kosmologi Bugis pra-Islam tentang hubungan manusia dengan alam semesta (langit dan laut). 

Pemerhati Budaya Bone, Andhy Mantra Bumi mengungkapkan peradaban Bugis dalam kitab La Galigotelah ada sebelum masuknya Islam di kerajaan Bone, namun kehadiran peradaban Islam pada masa itu, nyatanya dapat sejalan dengan apa yang telah diyakini dan dijalankan oleh masyarakat Bugis kuno. 


Dijelaskan Mantra Bumi, sebelum ada Islam, kepercayaan yang dianut oleh manusia Bugis adalah Attoriolong, yaitu meyakini adanya dewata seuwwae atau disebut de’watang (tanpa wujud). “Dari dulu orang Bugis mengakui bahwa ada sebuah kekuasaan diluar kekuasaannya. Datanglah agama Islam yang menjelaskan bahwa pemilik alam semesta ini adalah Allah”, jelasnya dalam Dialog RRI, Selasa (16/12/2025). 


Dengan demikian, hadirnya peradaban Islam di Bone tidak bertentangan dengan peradaban Bugis, hanya saja distorsi pengetahuan yang membuat kita dengan mudah menjustifikasi sesuatu. “Harus kita duduk bersama, bercerita, semua bisa dijelaskan dengan secara logika”, tegasnya.


Etnis Bugis sangat menjaga pengetahuan, seperti pammali. “Itu adalah salah satu cara manusia Bugis menjaga alamnya. Begitulah cara orang tua kita menjaga hutan agar tidak diambil kayunya karena akan menjadi paru-paru daerah itu”, ungkap


Tidak hanya itu, Badik atau Kawali sengaja dibuat sedemikian rupa agar tidak digunakan secara serampangan. Begitupun dengan kitab La Galigo, sebelum dibuka, akan digelar ritual khusus karena dianggap sakral oleh masyarakat Bugis. 


“Orang Bugis itu melakukan penghargaan kepada karya intelektual dengan cara yang lain, namun bukan berarti “mendewakan”. Sama halnya dengan baju sehari-hari dengan baju pesta, maka perlakuannya pasti beda. Ini analogi sederhana, jadi bukan melenceng atau syirik”, ujarnya. 









Rekomendasi Berita